Contoh Makalah Bahasa Indonesia
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah
yang berjudul “Ejaan Yang Disempurnakan” ini membahas mengenai
seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan huruf, kata dan
tanda baca sebagai sarananya.
Dalam penulisan makalah ini saya banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu penulisan makalah ini.
Saya sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, Hal itu
di karenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan saya. Oleh karena
itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari para pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.
Akhir kata, saya memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan.
Banten, 14 November 2012
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan, karena selain
digunakan sebagai alat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat
digunakan sebagai alat komunikasi secara tulisan, di zaman era
globalisasi dan pembangunan reformasi demokrasi ini, masyarakat dituntut
secara aktif untuk dapat mengawasi dan memahami infrormasi di segala
aspek kehidupan sosial secara baik dan benar, sebagai bahan pendukung
kelengkapan tersebut, bahasa berfungsi sebagai media penyampaian
informasi secara baik dan tepat, dengan penyampaian berita atau materi
secara tertulis, diharapkan masyarakat dapat menggunakan media tersebut
secara baik dan benar. Dalam memadukan satu kesepakatan dalam etika
berbahasa, disinilah peran aturan baku tersebut di gunakan, dalam hal
ini kita selaku warga Negara yang baik hendaknya selalu memperhatikan
rambu-rambu ketata bahasaan Indonesia yang baik dan benar. Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) adalah sub. materi dalam ketata bahasaan Indonesia,
yang memilik peran yang cukup besar dalam mengatur etika berbahasa
secara tertulis sehingga diharapkan informasi tersebut dapat di
sampaikan dan di fahami secara komprehensif dan terarah. Dalam
prakteknya diharapkan aturan tersebut dapat digunakan dalam keseharian
Masyarakat sehingga proses penggunaan tata bahasa Indonesia dapat
digunakan secara baik dan benar.
1.2 Tujuan
Tujuan penulis menyusun makalah ini yaitu :
- Memahami Konsep EYD
- Ruang Lingkup EYD
- Penulisan Huruf Kapital dan Huruf Miring
- Penulisan Kata
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan
menggunakan huruf, Kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan
tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan
adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah
pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa.
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi
keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis.
Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna.
Ibarat sedang mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalu lintas yang
harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi
rambu-rambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib dan teratur.
Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan antara pemakai bahasa dengan
ejaan.
Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang disempurnakan (EYD).
EYD muali diberlakukan pada tanggal 16 Agustus 1972. Ejaan ketiga dalam
sejarah bahasa Indonesia ini memang merupakan upaya penyempurnaan ejaan
sebelumnya yang sudah dipakai selama dua puluh lima tahun yang dikenal
dengan Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi (Menteri PP dan K Republik
Indonesia pada saat Ejaan itu diresmikan pada tahun 1947).
Ejaan pertama bahasa Indonesia adalah Ejaan van Ophuijsen (nama
seorang guru besar belanda yang juga pemerhati bahasa), diberlakukan
pada tahun 1901 oleh pemerintah Belanda yang berkuasa di Indonesia pada
masa itu. Ejaan van Ophuijsen dipakai selama 46 tahun, lebih lama dari
Ejaan Republik, dan baru diganti setelah dua tahun Indonesia merdeka.
Untuk sekedar memperoleh gambaran tentang ejaan yang pernah berlaku
pada masa lalu itu dan sekaligus untuk membandingkannya dengan ejaan
sekarang, perhtaikan pemakaian huruf dan kata-kata yang ditulis dengan
ketiga macam ejaan itu seperti berikut ini.
PERUBAHAN PEMAKAIAN HURUF
DALAM TIGA EJAAN BAHASA INDONESIA
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
(mulai 16 Agustus 1972)
|
Ejaan Republik
(Ejaan Soewandi)
(1947-1972)
|
Ejaan Van Ophuijsen<
(1901-1947)
|
khusus
Jumat
yakni
|
chusus
Djum’at
Jakni
|
choesoes
Djoem’at
ja’ni
|
2.2 Ruang Lingkup Ejaan yang Disempurnakan (EYD)
Ruang lingkup EYD mencakupi lima aspek, yaitu :
(1) pemakaian huruf, (2) penulisan huruf, (3) penulisan kata, (4) penulisan unsur serapan, dan (5) pemakaian tanda baca.
Pemakaian huruf, membicarakan masalah yang mendasar dari suatu bahasa, yaitu
- abjad
- vokal
- konsonan
- pemenggalan
- nama diri
Penulisan huruf membicarakan beberapa perubahan huruf dari ejaan sebelumnya yang meliputi :
- huruf kapital
- huruf miring
Penulisan kata, membicarakan bidang morfologi dengan segala bentuk dan jenisnya berupa
kata dasar
kata depan di, ke, dan dari
kata turunan
kata sandang si, dan sang
kata ulang
partikel
gabungan kata
singkatan dan akronim
kata ganti kau, ku, mu, dan nya
angka dan lambang bilangan.
Penulisan unsur serapan, membicarakan kaidah cara penulisan unsur serapan, terutama kosakata yang berasal dari bahasa asing.
Pemakaian tanda baca (pugtuasi), membicarakan teknik penerapan kelima belas tanda baca dalam penulisan. Tanda baca itu adalah
(1) Tanda titik (.) (9) tanda seru (!)
(2) Tanda koma (,) (10) tanda kurung ((…))
(3) Tanda titik koma (;) (11) tanda kurung siku ([ ])
(4) Tanda titik dua (:) (12) tanda petik ganda (“…”)
(5) Tanda hubung (-) (13) tanda petik tunggal (‘…’)
(6) Tanda pisah (–) (14) tanda garis miring (/)
(7) Tanda elipsis (…) (15) tanda penyingkat (‘)
(8) Tanda tanya (?)
2.3 Pemakaian Huruf
1) Abjad, Vokal dan Konsonan
Abjad bahasa Indonesia menggunakan 26 huruf sebagai berikut. Perhatikan lafal setiap huruf.
Huruf |
Lafal |
Huruf |
Lafal |
Huruf |
Lafal |
Aa |
[a] |
Jj |
[je] |
Ss |
[es] |
Bb |
[be] |
Kk |
[k] |
Tt |
[te] |
Cc |
[ce] |
Ll |
[el] |
Uu |
[u] |
Dd |
[de] |
Mm |
[em] |
Vv |
[fe] |
Ee |
[e] |
Nn |
[en] |
Ww |
[we] |
Ff |
[ef] |
Oo |
[o] |
Xx |
[eks] |
Gg |
[ge] |
Pp |
[pe] |
Yy |
[ye[ |
Hh |
[ha] |
Qq |
[ki] |
Zz |
[zet] |
Ii |
[i] |
Rr |
[er] |
|
|
Dalam abjad itu terdapat lima huruf vokal (v), yaitu a,i,u,e,o
sisanya adalah konsonan (k) sebanyak 21 huruf. Disamping 26 huruf itu,
dalam bahasa Indonesia juga digunakan gabungan konsonan (diagraf)
sebanyak empat pasang :
kh seperti dalam kata khusus, akhir
ng seperti dalam kata ngilu, bangun
ny seperti dalam kata nyata, anyam
sy seperti dalam kata syair, asyik
setiap pasangan itu menghasilkan satu fonem atau satu bunyi yang dapat membedakan arti. Karena itu, kh,ng,ny,sy masing-masing dihitung sebagai satu k (konsonan).
Contoh :
akhir = vkvk ngilu = kvkv
anyam = vkvk syair = kvkv
Dalam uraian diatas v-k di atas terlihat meskipun jumlah huruf dalam
setiap kata ada lima, namun jumlah v dan k untuk setiap kata hanya
empat.
Selain gabungan dua konsonan, ada pula gabungan dua vokal yang
berurutan-harus dalam satu suku kata-menciptakan bunyi luncuran (bunyi
yang berubah kualitasnya) yang berbeda dengan lafal aslinya. Perhatikan
contoh dibawah ini.
Huruf diftong |
Contoh pemakaian dalam kata |
Di Awal |
Di Tengah |
Di Akhir |
Ai |
ain |
Syaitan |
Pandai |
Au |
aula |
Saudara |
harimau |
Oi |
- |
boikot |
amboi |
Jika vokal berurutan ai, au, dan oi terdapat dalam kata yang
pelafalannya persis sama dengan huruf aslinya, vokal beruntun itu bukan
diftong. Contoh ai, au, dan oi yang bukan diftong adalah yang terdapat
dalam kata berikut.
mulai dilafalkan [mulai] bukan [mulay]
namai dilafalkan [namai] bukan [namay]
bau dilafalkan [bau] bukan [baw]
mau dilafalkan [mau] bukan [maw]
Dengan berpedoman pada EYD, khususnya cara pelafalan huruf hendaknya
mengikuti aturan yang sudah dibakukan. Untuk membaca singkatan kata
(termasuk kata asing selain akronim) yang dibaca huruf demi huruf, jika
penutur sedang berbahasa Indonesia, pelafalannya harus sesuai dengan
lafal huruf bahasa Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar